Wawasan nyata dari bisnis nyata
Navigator – Membangun kembali setelah 2020
Pebisnis Indonesia optimis pada pertumbuhan, berinvestasi dalam waktu dekat
Pemilihan pembatasan sosial berskala besar sebagai upaya pengendalian COVID-19 oleh pemerintah Indonesia ternyata berhasil mengurangi tekanan pada ekonomi dan dengan adanya proyeksi pemulihan ekonomi yang didorong sektor infrastruktur di tahun 2021, pebisnis memiliki harapan untuk prospek bisnis mereka
Survei Navigator terbaru HSBC menanyakan 200 pebisnis di Indonesia tentang sentimen bisnis saat ini dan ekspektasi mereka untuk masa depan. Hasil survei tersebut memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki keyakinan kuat - sembilan dari sepuluh (91%) responden percaya penjualan akan meningkat pada 2021. Hampir empat dari lima (79%) responden-responden yang optimis tersebut memproyesikan pertumbuhan lebih dari 5%, atau mendekati dua kali lipat rata-rata proyeksi pasar Asia Pacific (APAC) dan pasar global (vs. 40% di APAC vs. 42% secara global). Hampir setengah (49%) dari perusahaan yang disurvei menunjukkan optimisme yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Di pasar APAC dan global, persentasenya adalah sekitar satu banding tiga.
Para responden di Indonesia juga mengharapkan pemulihan keuntungan bisnis yang lebih cepat. Hampir semua pebisnis (94%) berharap bahwa pada 2022 tingkat keuntungan sudah kembali ke level sebelum pandemi COVID (vs. 75% di APAC, 73% secara global). Sekitar dua pertiga responden bahkan berpendapat bahwa ini dapat terjadi secepatnya pada akhir tahun 2021 (65% APAC vs. 32% secara global). Bahkan seperlima (20%) memprediksi tingkat pertumbuhan keuntungan sudah mencapai level sebelum COVID pada akhir tahun ini.
Dengan optimis para pebisnis di Indonesia berencana meningkatkan investasi keuangan pada tahun depan untuk menopang pertumbuhan (91% vs. 67% secara global). Mereka menitikberatkan investasi pada bidang pemasaran, inovasi produk, saluran penjualan, dan ekspansi ke pasar baru.
Eri Budiono, Commercial Banking Director PT Bank HSBC Indonesia, mengatakan: “Perusahaan terbukti sangat tangguh menghadapi gejolak yang ditimbulkan oleh Covid-19. Di tengah berbagai tantangan mulai dari pandemi yang berkepanjangan, kenaikan biaya, atau kepastian peraturan, para pebisnis mengatasi semua itu dengan meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka serta mendorong kolaborasi dengan mitra industri."
Ada optimisme yang kuat terhadap perdagangan internasional pada tahun 2021. Perdagangan intra-regional terus mendominasi dengan delapan puluh lima persen dari transaksi bisnis Indonesia dilakukan di wilayah Asia Pasifik. Meskipun tujuh dari sepuluh (71%) responden bisnis di Indonesia menganggap perdagangan internasional menjadi lebih sulit dalam satu tahun terakhir, hampir setengah (45%) percaya bahwa kondisi akan membaik pada tahun 2021. Hampir semua (95%) berencana untuk memperluas perdagangan internasional mereka dalam 3-5 tahun ke depan.
Para pebisnis Indonesia masih melihat adanya peningkatan proteksionisme, yang mereka atasi dengan pendekatan harga yang lebih kompetitif, penjualan melalui saluran digital dan kerjasama dengan perusahaan lokal.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pebisnis Indonesia menganggap serius masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Sebanyak 84% responden memiliki rencana atau telah menetapkan target untuk menangani berbagai isu seputar lingkungan, sosial, dan tata kelola (dibanding 72% secara global) dan telah menerapkan langkah-langkah untuk memantau kinerja.
Hal ini mencerminkan fakta bahwa 100 persen responden yakin fokus pada prinsip keberlanjutan akan memacu penjualan. Empat dari sepuluh orang bahkan mengira pertumbuhan akan mencapai lebih dari 10%, lebih dari dua kali perkiraan pertumbuhan rata-rata global. Sektor bisnis di Indonesia percaya bahwa meningkatkan keberlangsungan lingkungan dan etika akan berdampak baik terhadap kesejahteraan karyawan, reputasi, permintaan pelanggan dan meningkatkan sumbangsih terhadap masyarakat setempat.
“Saya senang melihat sektor bisnis di Indonesia menemukan banyak peluang untuk mengembangkan bisnis dengan meningkatkan prinsip keberlangsungan lingkungan dan etika serta fokus untuk membangun dukungan yang lebih baik,” tutup Eri.
Memang, meskipun secara umum terjadi di seluruh dunia, sekitar tiga perempat bisnis di Indonesia telah mengalami perubahan, dengan lebih dari setengah (53%) perubahan tersebut bersifat jangka pendek. Sekitar tiga perempat (73%) perusahaan di Indonesia melihat inovasi sebagai karakteristik utama dari bisnis masa depan yang sukses, dibandingkan dengan 44% secara global. Hal ini diikuti oleh ketahanan terhadap perubahan pasar (54% vs 32% secara global).
Sementara itu, bisnis yakin bahwa dengan upaya unutk menjadi lebih inovatif dalam berbisnis akan menarik konsumen baru dan mempercepat akses ke pasar. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan komersial yang signifikan termasuk peningkatan pangsa pasar, menarik lebih banyak investasi, dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
Info lebih lanjut
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Navigator HSBC – Membangun kembali setelah 2020, silahkan kunjungi website global Navigator HSBC
Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Navigator HSBC – Membangun kembali setelah 2020